dunia kecilku

you’ll never walk alone

world cup 2006: OFRO, MOSRO, ASENDRO.

JERMAN tak hanya mengandalkan tenaga manusia untuk membantu mengamankan jalannya turnamen Piala Dunia 2006. Di Berlin, khususnya di seputaran Stadion Olimpiade Berlin, panitia menyertakan 20 robot untuk berbagai tugas di luar maupun di dalam stadion.
Revolusi teknologi memang memungkinkan hal ini terjadi. Di luar arena adu sepak, bersamaan penyelenggaraan turnamen ini, kaum muda pintar dari berbagai negara beberapa waktu lalu mengikuti kompetsi sepakbola robot cerdas.
Target mereka dari kompetisi ini luar biasa hebat. Pada 2050, atau kira-kira 44 tahun lagi, robot yang bisa main bola ini sudah bermutasi jadi robot humanoid yang bisa mengimbangi ketrampilan pesepakbola manusia.
Mereka diproyeksikan bisa adu sepak dengan manusia di lapangan rumput! Jadi manusia sungguhan harus menunggu 11 kali ajang piala dunia untuk sebuah kompetisi sepakbola antara manusia dengan robot. Sulit terbayangkan!
Ke-20 robot yang diterjunkan di seputaran stadion yang akan jadi tuan rumah final 10 Juli ini kebanyakan memang untuk tugas-tugas pengamanan. Mereka dirancang membantu pihak keamanan menangkal serangan teroris dan mencegah bahaya yang mungkin timbul di arena pertandingan.
Mesin-mesin pintar ini mampu mendeteksi bahaya pada radius 100 meter, mampu menembus bahaya di balik tembok, juga mencium serangan gas beracun. Mereka tak pernah lelah, tak pernah kenal rasa takut, tak perlu merepotkan manusia karena kesana kemari jalan sendirian.
Tugasnya 12 jam sehari, tanpa jeda untuk sekedar ke toilet atau menyedot barang sebatang atau dua batang rokok. Pokoknya petugas keamanan yang satu ini sangat efisien, tidak rewel, dan dijamin tidak akan menganggu kenyamaman orang lain dengan pandangan matanya yang tajam.
Robot-robot pintar itu dibuat Robowatch Technologies dan disewa oleh panitia selama turnamen. Ada tiga jenis robot yang masing-masing diberi nama OFRO, MOSRO, dan ASENDRO.
Masing-masing punya kapasitas dan penempatan tugas yang berbeda sekalipun fungsinya sama. OFRO bentuknya seperti kendaraan lapis baja super mini dengan roda berantai. Di punggungnya dipasang semacam periskop kamera pemantau.
Periskop kamera ini bisa memutar 360 derajat. Dia tempatkan di luar pagar stadion dan punya lintasan khusus keliling stadion untuk memantau situasi. ada juga yang ditempatkan di pagar dan di sekeliling bubungan atap stadion.
Tinggi OFRO (diukur dari puncak menara periskop kamera) sekitar 1,4 meter. Beratnya kurang lebih 40 kilogram. Sedang robot MOSRO bentuknya sangat sederhana. Tingginya sekitar 1,18 meter dengan bobot lebih kurang 25 kilogram.
Bentuknya mirip tabung tempat sampah yang bisa ada di lobi hotel atau gedung-gedung jangkung kawasan perkantoran. Bedanya, robot tabung ini punya kepala berisi kamera dan diberi roda.
Dia ditugaskan di wilayah-wilayah sensitif di dalam stadion. Antara lain di ruang menuju tribun VIP, ruang konferensi, dan tempat parkir bawah tanah stadion. Persamaan keduanya, kamera dan piranti pelacak yang digendong sama-sama canggih dan berteknologi tinggi.
Detektor dan piranti yang dimiliki kedua robot ini mampu mengendus bahaya serangan biokimia, nuklir dan gas beracun. “Robot ini punya sensor yang mampu memilah material biologi dan kimia,” kata Claudia Hering, juru bicara Robowatch Technologies.
“Mereka sudah teruji ketika mendeteksi serangan gas sarin di sistem transportasi bawah tanah Tokyo beberapa tahun lalu,” imbuh Hering. Alat pengukur di robot ini juga mampu mendeteksi radiasi sinar alpha, beta dan gamma.
Semua kinerja robot pintar ini dimonitor oleh operator yang ada di ruang kendali di dalam stadion. Hasil pengamatan si robot akan dievaluasi, dan jika memang diperoleh petunjuk bahaya, operator akan segera menyalaman tanda bahaya dan seluruh sistem keamanan akan bekerja penuh.
Selain OFRO dan MOSRO, ada lagi satu robot yang diberi nama ASENDRO. Robot yang satu ini memiliki kelebihan mampu naik turun tangga karena sistem rodanya memang dibuat seperti tank yang bisa bergerak di segala medan.
Cuma ASENDRO ini bentuknya lebih umum karena sudah banyak robot sejenis yang dipergunakan dalam sistem keamanan. Bahkan ada jenis robot seperti ASENDRO yang telah dilibatkan dalam pertempuran di Irak dan Afghanistan.
Selain bisa jadi pengamat lapangan, ASENDRO juga mampu membantu memindahkan benda-
benda mencurigakan di seputar Stadion Berlin. Ia dilengkapi lengan yang punya sistem penjepit dan pemutar di ujungnya. Seluruh operasi robot ini dikendalikan operator.
Di masa depan, kaum perusuh, hooligan, dan bonek-bonek pun rasanya cukup dilawan oleh mesin-mesin pintar ini, sehingga nyawa manusia pun tak perlu melayang sia-sia gara-gara emosi adu sepak si kulit bundar.(xna-dimuat di Laporan dari Jerman: Tribun Jabar World Cup 2006, Juni 2006)

Agustus 14, 2007 - Posted by | Uncategorized

1 Komentar »

  1. wahhh kapan nehhh di indonesia??

    Komentar oleh Eddhie Muliawan | Mei 23, 2008 | Balas


Tinggalkan Balasan ke Eddhie Muliawan Batalkan balasan